Sertifikasi riksa uji crane merupakan proses krusial untuk memastikan keselamatan dan kelayakan operasional alat berat ini. Crane, yang digunakan dalam berbagai industri seperti konstruksi, manufaktur, dan pelabuhan, memerlukan pemeriksaan dan pengujian berkala untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja.
Berikut adalah beberapa aspek penting terkait sertifikasi riksa uji crane:
- Tujuan Riksa Uji:
- Memastikan crane beroperasi sesuai standar keselamatan.
- Mendeteksi potensi kerusakan atau keausan yang dapat membahayakan.
- Memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Mendapatkan surat ijin alat (SIA) dan surat ijin operator (SIO) dari KEMNAKER RI.
- Proses Riksa Uji:
- Pemeriksaan visual menyeluruh terhadap kondisi fisik crane.
- Pengujian fungsi sistem hidrolik, mekanis, dan elektrik.
- Pengujian beban untuk memastikan kapasitas dan stabilitas.
- Pemeriksaan sistem pengereman dan kemudi.
- NDT (Non Destructive Test) atau uji tidak merusak.
- Pentingnya Sertifikasi:
- Mencegah kecelakaan kerja akibat kegagalan alat.
- Meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional.
- Memastikan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan kerja.
- Meningkatkan umur alat.
- Pihak yang Terlibat:
- Lembaga inspeksi teknik yang terakreditasi.
- Teknisi yang kompeten dan bersertifikat.
- Pengguna atau pemilik crane.
- KEMNAKER RI.
- Standar dan Regulasi:
- Standar nasional (SNI) dan internasional (ISO).
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan terkait keselamatan alat berat.
- Jenis Sertifikat:
- Sertifikat hasil riksa uji kelayakan operasional.
- Sertifikat kalibrasi alat ukur yang digunakan.
- SIO (Surat Ijin Operator) yang diberikan kepada seseorang didalam perusahaan yang layak mengoperasikan alat berat crane.
Dengan melakukan riksa uji secara berkala dan mendapatkan sertifikasi yang sah, pengguna crane dapat memastikan bahwa alat mereka beroperasi dengan aman dan efisien, serta mematuhi peraturan yang berlaku.